Oleh : Syaikh Muhammad bin Sholeh
Al-Munajjid.
PERTAMA : Bersungguh-sungguh untuk
mendapatkan kekhusyu'an dan apa yang menguatkannya:
1. Bersiap diri untuk menunaikan shalat, diantaranya dengan menjawab adzan dan berdoa setelah adzan dengan doa yang ada tuntunannya, selain itu berdoa antara saat adzan dan iqamah, berwudhu dengan baik, membaca basmalah sebelum berwudhu, berdzikir dan berdoa setelah wudhu, bersiwak, mengenakan pakaian yang bersih, bersegera menuju masjid dan berjalan dengan tenang lalu menunggu shalat, juga merapatkan dan menyusun barisan shaf. Thuma'ninah dalam shalat. Nabi bersikap thuma'ninah sehingga setiap tulang (beliau) kembali ke asalnya.
1. Bersiap diri untuk menunaikan shalat, diantaranya dengan menjawab adzan dan berdoa setelah adzan dengan doa yang ada tuntunannya, selain itu berdoa antara saat adzan dan iqamah, berwudhu dengan baik, membaca basmalah sebelum berwudhu, berdzikir dan berdoa setelah wudhu, bersiwak, mengenakan pakaian yang bersih, bersegera menuju masjid dan berjalan dengan tenang lalu menunggu shalat, juga merapatkan dan menyusun barisan shaf. Thuma'ninah dalam shalat. Nabi bersikap thuma'ninah sehingga setiap tulang (beliau) kembali ke asalnya.
2. Mengingat mati ketika shalat.
Nabi bersabda: "Ingatlah kematian dalam shalatmu, karena
seseorang jika mengingat mati dalam shalatnya tentu akan memperbaiki shalatnya.
Shalatlah seperti shalatnya seseorang yang merasa tidak akan shalat lagi"
3. Merenungkan ayat atau dzikir yang
diucapkan dalam shalat. Ini tidak akan mungkin melainkan dengan mengetahui
makna apa yang di baca, lantas merenungkannya sehingga akan meneteskan air mata
dan sentuhan dalam jiwa. Allah berfirman: "Dan orang-orang yang apabila
diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka, mereka tidaklah menghadapinya
sebagai orang-orang yang tuli dan buta" (Q.S Al-Furqan 73). Diantara
hal memudahkan tadabbur ayat, bertasbih ketika melewati ayat-ayat tasbih dan
berta'awwudz ketika melewati ayat-ayat yang memerintahkan untuk berlindung pada
Allah.
4. Membaca "amiin" setelah Al-Fatihah.
Dengan membacanya akan mendatangkan pahala yang besar. Rasulullah bersabda: "Jika Imam mengucapkan amin, maka ucapkanlah amin, karena
siapa yang ucapan aminnya bersamaan dengan aminnya para malaikat, akan diampuni
dosanya yang telah lalu". (H.R Bukhari).
5. Apabila imam mengucapkan 'Sami'Allahuliman hamidah', maka makmum mengucapkan:
'Rabbanaa wa lakal hamdu'. Ucapan tersebut juga berpahala besar.
6. Membaca seayat demi seayat, karena dengan begitu akan lebih memberi
pemahaman, tadabbur dan sesuai dengan contoh nabi. Beliau membaca ayat dengan
jelas perhurufnya. Membaca dengan tartil dan membaguskan bacaan. Allah
berfirman: "Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan". (Q.S
Al-Muzzammil 4). Dan sabda nabi : "Hiasilah Al-Qur'an dengan suara kalian,
karena suara yang indah itu menambah kebagusan Al-Qur'an". (H.R Hakim)
7. Merasakan bahwa Allah menjawabnya
ketika shalat. Nabi bersabda: Allah 'Azza wa Jalla berfirman : Aku
bagi shalat untuk-Ku dan hamba-Ku menjadi dua bagian, bagi hamba-Ku apa yang
dia pinta. Jika dia mengucapkan: Alhamdulillahirabbil 'Aalamiin maka Allah
berfirman: "Hamba-Ku memuji-Ku". Jika dia mengucapkan: "Ar
Rahmaanir Rahiim, maka Allah berfirman: "Hamba-Ku menyanjung-Ku" dan
jika ia mengucapkan: Maaliki yaumid diin, maka Allah menjawab: "Hamba-Ku
mengagungkan-Ku" Jika dia mengucapkan: Iyyaakana'budu wa iyyaakanasta'iin,
maka Allah berfirman: "Ini adalah antara Aku dan hamba-Ku, dan bagi
hamba-Ku apa yang dia mohon. Jika ia mengucapkan: Ihdinash Shiratal Mustaqiim
Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim Ghairil Maghdhuubi 'alaihim waladz
Dhaalliin, maka Allah berfirman: "Ini adalah untuk hamba-Ku dan bagi
hamba-Ku apa yang dia minta"
8. Shalat menghadap dan mendekat ke
arah sutrah atau pembatas: Ini akan memberikan beberapa manfaat, diantaranya:
-Menahan pandangan dari apa yang ada di belakang sutrah dan mencegah orang yang
akan melewati dengan mendekatinya.
- Mencegah setan agar tidak melewati atau merusak shalat. Nabi bersabda : "Jika salah seorang dari kalian shalat menghadap ke sutrah, maka
hendaklah ia dekat dengannya, agar setan tidak memotong
shalatnya" (H.R Abu Dawud)
9. Meletakkan tangan kanan di atas
tangan kiri di atas dada. Nabi jika shalat, beliau letakkan tangan
kanannya di atas tangan kirinya. Keduanya beliau letakkan di atas dada".
Hikmahnya sikap seperti ini adalah menunjukkan sikap orang yang meminta nan
hina. Selain itu, terjauh dari sikap bermain-main dan lebih dekat pada
kekhusyu'an.
10. Memandang ke tempat sujud.
'Aisyah r.a meriwayatkan bahwa jika Rasulullah shalat, beliau menundukan
kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tanah. Adapun ketika tasyahud beliau
memandang ke jari yang memberi isyarat dan beliau menggerakkannya. Hal ini
diriwayatkan dari nabi.
11. Menggerakkan jari telunjuk. Nabi bersabda:
"Hal itu adalah lebih berat bagi setan dari besi". Memberi isyarat
dengan jari telunjuk mengingatkan seorang hamba akan keesaan Allah Ta'ala dan
ikhlas dalam ibadah. Inilah yang perkara terbesar yang dibenci setan. Kita
berlindung pada Allah dari kejahatannya.
12. Variasi dalam membaca surat,
ayat, dzikir dan doa dalam shalat. Metode ini akan memberikan berbagai macam
makna dan kandungan dari ayat dan dzikir-dzikir bagi orang yang shalat.
Selain itu merupakan hal dituntunkan dan lebih menyempurnakan kekhusyu'an.
13. Melakukan sujud tilawah ketika
melewati ayat-ayat sajdah.
Allah berfirman: "Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis
dan mereka bertambah khusyu'. (Q.S Al-Israa 109).
Dan Allah berfirman: "Apabila dibacakan ayt-ayat Allah Yang Maha Pemurah
kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis". (Q.S
Maryam 58).
Rasulullah bersabda: "Jika anak Adam membaca ayat sajdah lalu bersujud,
maka setan menyingkir dan menangis. Ia mengatakan: "Aduhai, anak Adam
diperintahkan sujud, lalu bersujud, maka baginya surga, sedangkan aku
diperintahkan sujud lalu aku membangkang, maka bagiku neraka". (H.R
Muslim)
14. Berlindung diri pada Allah dari
godaan setan. Setan adalah musuh kita. Diantara bentuk permusuhannya adalah
upayanya memberikan wis was supaya hilang kekhusyu'an orang yang shalat dan
mengacaukan shalatnya. Setan ibarat penyamun, setiap kali seorang hamba mendekatkan
diri pada Allah, maka setan ingin memotong jalan tersebut. Sudah selayaknya
atas seorang hamba untuk tegar dan sabar serta senantiasa berdzikir dan
shalat dan tidak merasa jemu. Karena dengan keistiqamahannya beribadah akan
memalingkan tipu daya setan darinya. "Sesungguhnya tipu daya syaitan itu
adalah lemah". (Q.S An-Nisaa 76)
15. Bercermin pada shalatnya kaum
salafus sholeh.
- Ali bin Abi Thalib r.a jika menghadiri shalat, merasa takut dan wajahnya
berubah. Maka beliau di tanya: "Ada apa denganmu? " Maka beliau
menjawab: "Demi Allah telah datang waktu amanah yang Allah tawarkan pada
langit dan bumi serta gunung-gunung, mereka semua menolak untuk memikulnya dan
merasa keberatan, tetapi aku malah menerimanya
- Sa'id at-Tanukhi jika shalat tetesan air matanya tidak terhenti dari kedua
pipinya ke janggutnya.
16. Mengetahui keutamaan khusyu
dalam shalat. Diantaranya sabda nabi: "Seorang muslim yang menghadiri
shalat fardhu lalu ia baguskan wudhunya, khusyu dan rukuknya, melainkan itu
sebagai kafarat atas dosa-dosa sebelumnya selama ia tidak melakukan dosa besar.
Ini adalah untuk sepanjang masa". (H.R Muslim)
17. Bersungguh-sungguh dalam berdoa
terutama di waktu sujud. Allah berfirman: "Berdoalah kepada Rabbmu dengan
berendah diri dan suara yang lembut". (Q.S Al-A'raaf 55).
Nabi kita yang mulia bersabda : "Sedekat-dekat hamba dengan Tuhannya yaitu
ketika ia bersujud, maka perbanyaklah doa". (H.R Muslim)
18. Berdzikir seusai shalat, ini
akan membantu tetapnya atsar (pengaruh) kekhusyu'an dalam jiwa dan keberkahan
yang terdapat dalam shalat.
KEDUA : Menghindarkan hal-hal yang
bisa menghalangi kekhusyu'an atau menodai kesuciannya.
19. Menghilangkan apa yang
menyibukkan pandangan di tempat orang yang shalat. Anas r.a berkata:
Qiram (tirai yang ada lukisannya ada juga yang mengatakan pakaian yang
berwarna) milik 'Aisyah yang digunakan untuk penutup/tirai di samping rumahnya.
Maka nabi bersabda kepadanya : "Hindarkanlah ia dariku, karena
lukisan tersebut tampak dalam shalatku". (H.R Bukhari)
20. Tidak shalat dengan mengenakan
pakaian yang bergambar atau bertuliskan atau berwarna yang dapat mengganggu
orang yang shalat. 'Aisyah r.a: Nabi shalat dengan mengenakan pakaian
yang bercorak/bergaris, maka beliau memandang pada coraknya. Seusai shalat
beliau bersabda: "Bawalah pakaian ini ke Abu Jahm bin Hudzaifah, dan
tukarlah dengan pakaian yang tidak bercorak, karena tadi shalatku terganggu
karenanya". (H.R Muslim)
21. Tidak shalat jika ada hidangan
makanan yang ia sukai. Nabi bersabda : "Tidak ada shalat jika makanan telah
dihidangkan". (H.R Muslim)
22. Tidak shalat dengan menahan
kencing atau buang air besar. Tidak diragukan lagi, diantara hal yang
bertentangan dengan kekhusyu'an adalah orang yang shalat dengan menahan kencing
atau berak. Karena itulah rasulullah r melarang hal itu. Beliau bersabda:
"Tidak ada shalat jika makanan telah dihidangkan dan tidak pula dalam
keadaan ia menahan dua hal yang buruk (maksudnya kencing dan buang air
besar)". (H.R Muslim). Sikap menahan tersebut tentu akan menghilangkan
kekhusyu'an. Termasuk dalam hal ini adalah menahan angin/kentut.
23. Tidak shalat dalam keadaan
mengantuk. Dari Anas bin Malik r.a bahwa Rasulullah bersabda : "Jika salah
seorang dari kalian mengantuk ketika shalat, maka hendaklah ia tidur, sampai ia
mengetahui apa yang ia ucapkan (maksudnya dalam shalat)". (H.R Bukhari)
24. Tidak shalat di belakang orang
yang sedang berbicara atau tidur. Nabi melarang hal ini dengan sabdanya:
"Janganlah kalian shalat di belakang orang yang sedang tidur atau sedang
berbicara, karena orang yang sedang berbicara sibuk dengan pembicaraannya dan
mengganggu orang yang shalat sedangkan orang yang sedang tidur, terkadang
tampak anggota badannya sehingga melalaikan orang yang shalat. Apabila kemungkinan
di atas tidak terjadi, maka tidak dimakruhkan shalat di belakang orang yang
sedang tidur. Wallahu a'lam.
25. Tidak sibuk dengan meratakan
kerikil. Imam Bukhari meriwayatkan dari Mu'aiqib r.a bahwa nabi bersabda pada
orang yang meratakan tanah ketika bersujud: "Jika engkau hendak melakukan
maka cukup sekali saja" . Sebab larangan ini adalah untuk memelihara
kekhusyu'an dan tidak banyak bergerak dalam shalat. Lebih utama jika tempat
sujud itu memang perlu dibersihkan agar membersihkannya sebelum shalat.
26. Tidak mengeraskan bacaan karena
dapat mengganggu jamaah shalat lainnya. Rasulullah bersabda : "Ketauhilah,
masing-masing dari kalian bermunajat pada tuhannya, maka janganlah sebagian
kalian mengganggu sebagian yang lain, dan janganlah sebagian kalian mengeraskan
bacaannya atas sebagian yang lain, atau beliau bersabda: (dalam shalat). (H.R
Abu Dawud)
27. Tidak menoleh ketika shalat.
Dari Abu Dzar bahwa Rasulullah bersabda: "Allah 'Azza wa Jalla
senantiasa ada di hadapan seorang hamba dalam shalatnya selama ia tidak
menoleh. Jika ia berpaling, maka Allah berpaling darinya". Rasulullah di tanya tentang menoleh dalam shalat, maka beliau bersabda:
"Itu adalah satu sambaran/curian setan dari shalat seorang hamba". (H.R
Bukhari)
28. Tidak memandang ke arah
langit/ke atas. Terdapat larangan tentang hal ini dan ancaman bagi pelakunya
dalam sabda nabi : "Jika salah seorang dari kalian sedang shalat,
maka jangan mengangkat pandangannya ke langit". (H.R Ahmad). Nabi melarang
keras hal itu dengan sabdanya : "Kalian menghentikan perbuatan tersebut
atau pandangan kalian akan di sambar”. (H.R Bukhari)
29. Tidak meludah ke arah depannya
ketika shalat. Karena hal tersebut berlawanan dengan kekhusyua'an dalam shalat
dan adab pada Allah. Nabi bersabda : ""Jika salah seorang dari
kalian sedang shalat, maka jangan meludah ke depannya, karena Allah ada di hadapannya
ketika ia shalat". (H.R Bukhari)
30. Berupaya agar tidak menguap
ketika shalat. Rasulullah bersabda : "Jika salah seorang dari kalian
menguap, maka hendaklah ia tahan sekuatnya, karena setan bisa masuk"
(H.R Muslim)
31. Tidak meletakkan tangan pada
pinggang dalam shalat. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah melarang meletakkan
tangan pada pinggang dalam shalat.
32. Tidak memanjangkan pakaian
hingga menyentuh tanah. Diriwayatkan bahwa Rasulullah melarang memanjangkan
pakaian hingga menyentuh tanah dan seseorang yang menutup mulutnya. (H.R Abu
Dawud)
33. Tidak menyerupai hewan.
Nabi melarang tiga hal dalam shalat:
- Duduk seperti binatang buas Sujud seperti burung yang mematuk (makanannya)
- Seseorang yang menjadikan satu tempat khusus di masjid untuk shalatnya, ini
menyerupai onta, yang mana ia tidak merubah tempat berdiamnya.
Inilah apa yang dapat kami sampaikan
tentang faktor-faktor yang bisa mendatangkan kekhusyu'an dan hal-hal yang bisa
menghalangi kekhusyu'an agar kita bisa menghindarinya. Segala puji bagi Allah,
semoga shalawat dan salam tetap tercurah atas nabi kita Muhammad SAW.
Wallohu a'lam bishowwab...