Tidaklah Islam itu kecuali kumpulan dari sunnah-sunnah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika semua sunnah beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam baik aqidah, ibadah, akhlak, ucapan, perbuatan ataupun ketetapannya
dikumpulkan (dilaksanakan) maka akan tergambarlah Islam yang sempurna.
Sebaliknya ketika ummat Islam meninggalkan sunnah-sunnah beliau sedikit demi
sedikit berarti Islam akan hilang sedikit demi sedikit.
Sebagaimana dikatakan
oleh ‘Abdullah Ad-Dailamiy, “Sesungguhnya pertama kali hilangnya agama (Islam)
adalah dengan ditinggalkannya sunnah. Agama ini akan hilang sesunnah demi
sesunnah sebagaimana lepasnya tali seutas demi seutas.” (Al-Lalika`iy 1/93
no.127, Ad-Darimiy 1/58 no.97 dan Ibnu Wadhdhah di dalam Al-Bida’ wan Nahyu
‘anha:73, lihat Lammud Duril Mantsuur minal Qaulil Ma`tsuur hal.21)
Karena itulah selayaknya bagi kita ummat Islam menghidupkan sunnah beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan Islam itu sendiri. Dalam rangka
menjaga sunnah agar tetap dikenal dan diamalkan di tengah-tengah masyarakat,
yang dengannya Islam tetap eksis.
Walaupun tidak mungkin bagi kita untuk mengamalkan seluruh sunnah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam secara utuh. Dikarenakan kelemahan yang ada pada
diri kita. Akan tetapi yang diharapkan dan dituntut dari kita adalah
kesemangatan dan upaya yang kuat untuk melaksanakannya. Meskipun amalan
tersebut hukumnya mustahab/tidak wajib, tetap jangan sampai ditinggalkan.
Semaksimal mungkin kita berusaha mengamalkannya dengan meminta pertolongan
kepada Allah. Karena yang namanya mustahab itu bukan berarti untuk ditinggalkan
akan tetapi dianjurkan untuk diamalkan.
Ada beberapa sunnah yang berupa do’a ataupun amalan yang mulai dilupakan
oleh sebagian kaum muslimin. Atau terlupakan oleh mereka dikarenakan kesibukan
yang terus-menerus membebani mereka. Seolah-olah mereka tidak ada waktu untuk
mempelajari sunnah dan mengamalkannya.
Sebenarnya mereka mempunyai waktu untuk itu sebagaimana mereka punya waktu
untuk dunia. Akan tetapi permasalahannya adalah kurangnya niat dan semangat
mereka untuk mempelajari dan mengamalkan agamanya. Untuk itulah diperlukannya
nasehat-menasehati antara yang satu dengan lainnya. Yang ingat mengingatkan
kepada yang lalai. Dan yang mengetahui memberitahukan kepada yang tidak
mengetahui. Sehingga terbentuklah masyarakat yang Islami.
Di antara sunnah-sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah adalah berdo’a. Di
dalam berbagai kegiatan yang kita lakukan, disunnahkan bagi kita untuk membaca
do’a/dzikir padanya. Di antaranya adalah:
1. Do’a Memakai Baju/Pakaian
Kaum muslimin, rahimakumullaah. Hendaklah setiap kali kita memakai baju, baik gamis, baju koko, jaket, kaos ataupun jenis baju lainnya, kita membaca:
Kaum muslimin, rahimakumullaah. Hendaklah setiap kali kita memakai baju, baik gamis, baju koko, jaket, kaos ataupun jenis baju lainnya, kita membaca:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَسَانِيْ هَذَا (الثَّوْبَ) وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ
غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ
“Segala puji bagi Allah yang telah memakaikan kepadaku pakaian ini dan yang
telah memberikan rizki pakaian ini kepadaku tanpa ada daya dan kekuatan
dariku.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidziy dan Ibnu Majah, lihat Irwaa`ul Ghaliil
7/47)
2. Do’a Memakai Baju Baru
Ketika kita memakai baju/pakaian yang baru maka disunnahkan untuk membaca:
Ketika kita memakai baju/pakaian yang baru maka disunnahkan untuk membaca:
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ كَسَوْتَنِيْهِ، أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهِ
وَخَيْرِ مَا صُنِعَ لَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا صُنِعَ لَهُ
“Ya Allah, segala puji hanya untuk-Mu. Engkau telah memakaikan pakaian ini
kepadaku. Aku meminta kepada-Mu akan kebaikannya dan kebaikan yang dibuat
untuknya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang
dibuat untuknya.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidziy dan Al-Baghawiy, lihat
Mukhtashar Syamaa`il At-Tirmidziy karya Asy-Syaikh Al-Albaniy hal.47)
Kita meminta kepada Allah kebaikan pakaian dikarenakan pakaian itu bisa
digunakan sebagai sarana untuk beribadah kepada-Nya. Sebaliknya kita meminta
perlindungan dari kejelekannya karena pakaian itu bisa menjadi sebab berbuat
durhaka kepada-Nya seperti adanya perasaan ‘ujub, sombong dan sejenisnya.
3. Mendo’akan Orang yang Memakai Baju Baru
Apabila kita melihat orang lain, saudara ataupun teman kita memakai baju baru, maka disunnahkan bagi kita untuk mendo’akannya. Adapun do’anya adalah:
Apabila kita melihat orang lain, saudara ataupun teman kita memakai baju baru, maka disunnahkan bagi kita untuk mendo’akannya. Adapun do’anya adalah:
تُبْلِي وَيُخْلِفُ اللهُ تَعَالَى
“Semoga berumur panjang, dipakai sampai usang dan diganti dengan yang lebih
baik oleh Allah Ta’ala.” (HR. Abu Dawud 4/41, lihat Shahih Abu Dawud 2/760) Atau
membaca:
اِلْبَسْ جَدِيْدًا، وَعِشْ حَمِيْدًا، وَمُتْ شَهِيْدًا
“Pakailah (pakaian) yang baru, hiduplah dengan terpuji, dan matilah sebagai
orang yang syahid.” (HR. Ibnu Majah 2/1178 dan Al-Baghawiy 12/41, lihat Shahih
Ibnu Majah 2/275)
4. Do’a ketika Melepas Baju
Apabila kita melepas baju/pakaian, hendaklah kita membaca:
Apabila kita melepas baju/pakaian, hendaklah kita membaca:
بِسْمِ اللهِ
“Dengan nama Allah.” (HR. At-Tirmidziy 2/505 dan lainnya, lihat Irwaa`ul
Ghaliil no.49 dan Shahiihul Jaami’ 3/203)
5. Do’a Masuk WC
Do’a masuk WC atau kamar mandi dan tempat-tempat sejenisnya dibaca sebelum masuk. Karena kita dilarang membaca Al-Qur`an, berdzikir, berdo’a atau membaca Asma`ul Husna di tempat yang kotor dan najis seperti WC. Apabila kita akan masuk WC atau kamar mandi, maka ucapkanlah:
Do’a masuk WC atau kamar mandi dan tempat-tempat sejenisnya dibaca sebelum masuk. Karena kita dilarang membaca Al-Qur`an, berdzikir, berdo’a atau membaca Asma`ul Husna di tempat yang kotor dan najis seperti WC. Apabila kita akan masuk WC atau kamar mandi, maka ucapkanlah:
[بِسْمِ اللهِ] اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ
وَالْخَبَائِثِ
“Dengan nama Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari
(gangguan) syaithan laki-laki dan syaithan perempuan.” (HR. Al-Bukhariy 1/45
dan Muslim 1/283, dan tambahan basmalah di awalnya, itu diriwayatkan oleh Sa’id
bin Manshur, lihat Fathul Baari 1/244)
6. Do’a Keluar dari WC
Apabila kita telah keluar dari WC atau kamar mandi, maka disunnahkan untuk membaca:
Apabila kita telah keluar dari WC atau kamar mandi, maka disunnahkan untuk membaca:
غُفْرَانَكَ
“(Aku memohon) ampunan-Mu.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidziy dan Ibnu Majah,
An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah, lihat takhrij Zaadul Ma’aad 2/387)
7. Dzikir Sebelum Wudhu`
Apabila kita mau berwudhu` maka bacalah:
Apabila kita mau berwudhu` maka bacalah:
بِسْمِ اللهِ
“Dengan nama Allah.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad, lihat Irwaa`ul
Ghaliil 1/122)
8. Dzikir Setelah Selesai Wudhu`
Apabila selesai dari wudhu` maka disunnahkan bagi kita untuk membaca:
Apabila selesai dari wudhu` maka disunnahkan bagi kita untuk membaca:
أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
“Aku bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah
satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad
adalah hamba dan utusan-Nya.” (HR. Muslim 1/209), atau ditambah dengan membaca:
اللَّّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ
الْمُتَطَهِّرِيْنَ
“Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah
aku termasuk orang-orang yang selalu bersuci.” (HR. At-Tirmidziy 1/78, lihat
Shahih At-Tirmidziy 1/18)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan keutamaannya, “Tidaklah
salah seorang dari kalian berwudhu` lalu menyempurnakan wudhu`nya kemudian
mengucapkan, “Aku bersaksi … .” kecuali akan dibukakan untuknya delapan pintu
surga, dia akan masuk dari pintu manapun yang dia sukai.” (HR. Muslim 1/209)
9. Dzikir Keluar dari Rumah
Apabila kita keluar dari rumah maka disunnahkan untuk membaca:
Apabila kita keluar dari rumah maka disunnahkan untuk membaca:
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ
بِاللهِ
“Dengan nama Allah, aku hanya bertawakkal kepada Allah. Dan tidak ada daya
dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” (HR. Abu Dawud 4/325 dan
At-Tirmidziy 5/490, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/151)
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ
أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيْهِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu (jangan sampai) aku tersesat atau disesatkan,
tergelincir atau digelincirkan, berbuat zhalim atau dizhalimi, berbuat
kebodohan atau dibodohi.” (HR. Ash-haabus Sunan, lihat Shahih At-Tirmidziy
3/152 dan Shahih Ibnu Majah 2/336)
10. Dzikir Masuk Rumah
Berkata Al-Imam An-Nawawiy, “Disukai bagi seseorang apabila masuk ke rumahnya untuk mengucapkan bismillaah dan memperbanyak berdzikir kepada Allah serta mengucapkan salam. Sama saja, apakah di rumah ada orang ataupun tidak.”. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,
Berkata Al-Imam An-Nawawiy, “Disukai bagi seseorang apabila masuk ke rumahnya untuk mengucapkan bismillaah dan memperbanyak berdzikir kepada Allah serta mengucapkan salam. Sama saja, apakah di rumah ada orang ataupun tidak.”. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,
فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ
عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً
“Maka apabila kalian memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini),
hendaklah kalian memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam)
kepada diri kalian sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi
berkah lagi baik.” (An-Nuur:61)
Dan berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Anas
bin Malik radhiyallahu ‘anhu, “Wahai anakku! Apabila kamu masuk ke keluargamu
maka ucapkanlah salam! Yang akan menjadi berkah bagimu dan bagi keluargamu.”
(HR. At-Tirmidziy no.2841, hadits hasan dengan syawahidnya, lihat Shahih Kitab
Al-Adzkaar wa Dha’iifuh 1/101)
Demikian juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apabila
seseorang masuk ke rumahnya, lalu berdzikir kepada Allah (menyebut nama Allah)
ketika memasukinya dan ketika makan, maka berkatalah syaithan, “Tidak ada
tempat menginap (bermalam) bagi kalian (yakni teman-temannya dari bangsa
jin-pent.) dan tidak ada makan malam.” Dan apabila dia masuk (ke rumahnya) lalu
tidak menyebut nama Allah ketika memasukinya, maka berkatalah syaithan, “Kalian
mendapatkan tempat menginap.” Dan apabila dia tidak menyebut nama Allah ketika
makan, maka berkatalah syaithan, “Kalian mendapatkan tempat menginap dan makan
malam.” (HR. Muslim no.2018 dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu)
Adapun do’a masuk rumah dengan lafazh, “Bismillaahi Walajnaa wa Billaahi
Kharajnaa, … .” maka ini adalah hadits dha’if sebagaimana dikatakan oleh
Asy-Syaikh Al-Albaniy dan Asy-Syaikh Salim. Lihat Shahih Kitab Al-Adzkaar wa
Dha’iifuh 1/101-103.
11. Do’a Masuk Masjid
Apabila masuk masjid, maka kita disunnahkan untuk membaca shalawat dan salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serta membaca do’a. Bacaannya sebagai berikut:
Apabila masuk masjid, maka kita disunnahkan untuk membaca shalawat dan salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serta membaca do’a. Bacaannya sebagai berikut:
أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ
الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung dan dengan Wajah-Nya Yang Maha
Mulia serta dengan Kekuasaan-Nya Yang Abadi dari (gangguan) syaithan yang
terkutuk.” (HR. Abu Dawud, lihat Shahiihul Jaami’ no.4591)
بِسْمِ اللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، اللَّهُمَّ
افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
“Dengan nama Allah, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ya Allah, bukakanlah untukku
pintu-pintu rahmat-Mu.” (HR. Ibnus Sunniy no.88, Abu Dawud 1/126 dan Muslim
1/494)
12. Do’a Keluar dari Masjid
Apabila keluar dari masjid hendaklah kita mengucapkan:
Apabila keluar dari masjid hendaklah kita mengucapkan:
بِسْمِ اللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، اللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ، اللَّهُمَّ اعْصِمْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيْمِ
“Dengan nama Allah, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon
kepada-Mu akan karunia-Mu. Ya Allah, peliharalah aku dari (gangguan) syaithan
yang terkutuk.” (Lihat keterangan do’a no.11, lafazh do’a terakhir dikeluarkan
oleh Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah 1/129)
13. Dzikir-Dzikir Adzan
(1). Membaca seperti apa yang diucapkan muadzdzin kecuali pada kalimat “hayya ‘alash shalaah” dan “hayya ‘alal falaah” maka mengucapkan: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. (HR. Al-Bukhariy 1/152 dan Muslim 1/288)
(1). Membaca seperti apa yang diucapkan muadzdzin kecuali pada kalimat “hayya ‘alash shalaah” dan “hayya ‘alal falaah” maka mengucapkan: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. (HR. Al-Bukhariy 1/152 dan Muslim 1/288)
(2). Mengucapkan:
وَأَنَا أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا،
وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً، وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا
“Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah semata,
tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwasanya Muhammad itu adalah hamba dan
utusan-Nya. Aku ridha Allah sebagai Rabb, aku ridha Muhammad sebagai Rasul dan
aku ridha Islam sebagai agamaku.” (HR. Muslim 1/290)
Dzikir ini diucapkan setelah muadzdzin mengucapkan tasyahhud (dua kalimat
syahadat: asyhadu allaa ilaaha illallaah, asyhadu anna muhammadar
rasuulullaah). (HR. Ibnu Khuzaimah 1/220)
(3). Bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah selesai
menjawab adzan (yakni setelah muadzdzin selesai adzan). (HR. Muslim 1/288)
(4). Berdo’a setelah selesai menjawab adzan:
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ،
آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا
الَّذِيْ وَعَدْتَهُ
“Ya Allah, Rabb Pemilik seruan yang sempurna ini dan Rabb shalat yang
ditegakkan ini. Berilah kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam wasilah
(kedudukan dan derajat yang mulia) dan keutamaan, dan bangkitkanlah dia pada
kedudukan yang terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya.” Tentang
keutamaannya maka disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Barangsiapa yang mengucapkan do’a ini ketika (selesai) mendengar adzan, maka
halal baginya syafa’atku pada hari kiamat“. (HR. Al-Bukhariy 1/152 no.614)
Suatu keutamaan yang besar! Selayaknya bagi kita untuk tidak melewatkannya. Ketika mendengar seruan adzan maka konsentrasikanlah untuk menjawabnya. Jangan tersibukkan oleh urusan lain kecuali urusan yang sifatnya darurat. Setelah selesai adzan, berdo’alah dengan do’a tersebut, niscaya di hari kiamat kita akan mendapatkan syafa’atnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Suatu keutamaan yang besar! Selayaknya bagi kita untuk tidak melewatkannya. Ketika mendengar seruan adzan maka konsentrasikanlah untuk menjawabnya. Jangan tersibukkan oleh urusan lain kecuali urusan yang sifatnya darurat. Setelah selesai adzan, berdo’alah dengan do’a tersebut, niscaya di hari kiamat kita akan mendapatkan syafa’atnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Disebutkan bahwa salah seorang ‘ulama besar abad ini sedang menerima
telepon. Ketika terdengar seruan adzan, beliau rahimahullah mengatakan kepada
sang penelpon, “Maaf, saya akan menjawab adzan dulu, nanti pembicaraannya
dilanjutkan lagi.” Suatu tauladan yang mulia yang patut untuk ditiru.
Adapun tambahan “innaka laa tukhliful mii’aad” adalah tambahan yang syaadz
(menyelisihi hadits yang lebih shahih), lihat Al-Kalimuth Thayyib dengan
takhrijnya oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dan lainnya.
(5). Berdo’a untuk dirinya antara adzan dan iqamah, karena sesungguhnya
berdo’a ketika itu tidak akan ditolak. (HR. Abu Dawud, At-Tirmidziy dan Ahmad,
lihat Irwaa`ul Ghaliil 1/262)
14. Dzikir-Dzikir Menjelang Tidur
(1). Mengumpulkan kedua telapak tangannya kemudian meniup keduanya lalu membaca surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas. Kemudian mengusap badannya semampunya dengan kedua tangannya, dimulai dari kepalanya, wajahnya dan bagian depan dari badannya. Hal ini dilakukan tiga kali. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baarii 9/62 dan Muslim 4/1723)
(1). Mengumpulkan kedua telapak tangannya kemudian meniup keduanya lalu membaca surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas. Kemudian mengusap badannya semampunya dengan kedua tangannya, dimulai dari kepalanya, wajahnya dan bagian depan dari badannya. Hal ini dilakukan tiga kali. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baarii 9/62 dan Muslim 4/1723)
(2). Membaca ayat kursi. Barangsiapa yang membacanya ketika dia merebahkan
dirinya di tempat tidurnya maka sesungguhnya akan senantiasa ada baginya dari
sisi Allah yang akan menjaganya dan syaithan tidak akan mendekatinya sampai
subuh. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baarii 4/487)
(3). Membaca surat Al-Baqarah:285-286 (dua ayat terakhir). Barangsiapa yang
membaca dua ayat ini pada malam hari maka dua ayat ini akan mencukupinya. (HR.
Al-Bukhariy bersama Fathul Baarii 9/94 dan Muslim 1/554)
(4). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah
seorang dari kalian bangkit dari tempat tidurnya kemudian kembali lagi maka
kibasilah (bersihkanlah) tempat tidurnya tersebut dengan ujung kain/sarungnya
tiga kali dan sebutlah nama Allah. Karena sesungguhnya dia tidak tahu apa yang
menggantinya setelah dia meninggalkannya. Dan apabila dia berbaring (hendak tidur)
maka ucapkanlah:
بِاسْمِكَ رَبِّيْ وَضَعْتُ جَنْبِيْ، وَبِكَ أَرْفَعُهُ، فَإِنْ أَمْسَكْتَ
نَفْسِيْ فَارْحَمْهَا، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ
عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
“Dengan nama-Mu, Ya Tuhanku, aku meletakkan lambungku, dan dengan nama-Mu
pula aku mengangkatnya. Maka jika Engkau menahan jiwaku (ruhku) maka rahmatilah
dia. Dan jika Engkau melepaskannya maka jagalah dia dengan sesuatu yang Engkau
jaga dengannya hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Al-Bukhariy 11/126 dan Muslim
4/2084)
(5). Membaca:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ خَلَقْتَ نَفْسِيْ وَأَنْتَ تَوَفَّاهَا، لَكَ مَمَاتُهَا
وَمَحْيَاهَا، إِنْ أَحْيَيْتَهَا فَاحْفَظْهَا، وَإِنْ أَمَتَّهَا فَاغْفِرْ
لَهَا، اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah menciptakan jiwaku (ruhku) dan
Engkaulah yang mewafatkannya. Milik Engkaulah mati dan hidupnya. Jika Engkau
menghidupkannya maka jagalah dia dan jika Engkau mematikannya maka ampunilah
dia. Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu keselamatan.” (HR. Muslim
4/2083 dan Ahmad 2/79, dan lafazh hadits ini miliknya)
(6). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila ingin tidur maka beliau
meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya kemudian membaca:
اللَّهُمَّ قِنِيْ عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ
“Ya Allah, lindungilah aku dari ‘adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan
hamba-hamba-Mu.” Dibaca tiga kali. (HR. Abu Dawud 4/311 dan ini lafazhnya,
lihat Shahih At-Tirmidziy 3/143)
(7). Membaca:
بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوْتُ وَأَحْيَا
“Dengan nama-Mu, Ya Allah, aku mati dan aku hidup.” (HR. Al-Bukhariy bersama
Fathul Baarii 11/113 dan Muslim 4/2083)
(8). Membaca Subhaanallaah 33x, Alhamdulillaah 33x dan Allaahu Akbar 34x.
Barangsiapa yang mengucapkannya ketika merebahkan diri di tempat tidurnya maka
hal ini lebih baik baginya daripada seorang pembantu. (HR. Al-Bukhariy bersama
Fathul Baarii 7/71 dan Muslim 4/2091)
(9). Membaca:
اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، رَبَّنَا
وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ
وَالإِنْجِيْلِ وَالْفُرْقَانِ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ، أَنْتَ
آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ اللَّهُمَّ أَنْتَ الأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْء،
وَأَنْتَ الآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ
فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اِقْضِ عَنَّا
الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
“Ya Allah, Rabbnya langit yang tujuh dan Rabbnya ‘arsy yang agung. Rabb kami
dan Rabbnya segala sesuatu, Yang membelah biji-bijian dan biji kurma. Yang
menurunkan Taurat, Injil dan Al-Qur`an. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan
segala sesuatu. Engkaulah Yang memegang ubun-ubunnya. Ya Allah, Engkaulah Yang
Awwal maka tidak ada sesuatu pun yang sebelum-Mu. Dan Engkaulah Yang Akhir maka
tidak ada sesuatu pun yang setelah-Mu. Dan Engkaulah Yang Zhahir (Maha Tinggi)
maka tidak ada sesuatu pun yang ada di atas-Mu. Dan Engkaulah Yang Bathin (Maha
Dekat) maka tidak ada sesuatu pun yang lebih dekat daripada-Mu. (Ya Tuhanku)
lunasilah hutang kami dan cukupilah kami dari kemiskinan.” (HR. Muslim 4/2084)
(10). Membaca:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا، وَكَفَانَا، وَآوَانَا،
فَكَمْ مِمَّنْ لاَ كَافِيَ لَهُ وَلاَ مُؤْوِيَ
“Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberi kami makan, dan yang telah
memberi kami minum, yang telah mencukupkan kami dan yang telah melindungi kami.
Karena berapa banyak orang yang tidak mempunyai yang mencukupinya dan yang
melindunginya.” (HR. Muslim 4/2085)
(11). Membaca:
اللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ
أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ
وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا، أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى
مُسْلِمٍ
“Ya Allah, Yang mengetahui perkara ghaib dan yang nampak, Pencipta langit
dan bumi, Rabbnya segala sesuatu dan Yang memilikinya. Aku bersaksi bahwasanya
tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari
kejahatan diriku dan dari kejahatan syaithan dan sekutunya. Dan jangan sampai
aku menjerumuskan diriku ke dalam kejelekan atau menimpakannya kepada seorang
muslim.” (HR. Abu Dawud 4/317 dan At-Tirmidziy, lihat Shahih At-Tirmidziy
3/142)
(12). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kamu ingin
pergi ke tempat tidur maka berwudhu`lah sebagaimana kamu berwudhu` untuk
shalat. Kemudian berbaringlah di sebelah sisimu yang kanan lalu ucapkanlah:
اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِيْ إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِيْ إِلَيْكَ،
وَوَجَّهْتُ وَجْهِيْ إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِيْ إِلَيْكَ، رَغْبَةً
وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إٍلَيْكَ، آمَنْتُ
بِكِتَابِكَ الَّذِيْ أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِيْ أَرْسَلْتَ
“Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu dan aku memasrahkan urusanku
kepada-Mu. Dan aku hadapkan wajahku kepada-Mu dan aku sandarkan punggungku
kepada-Mu, dalam keadaan harap dan cemas hanya kepada-Mu. Tidak ada tempat
berlindung dan menyelamatkan diri dari (siksa)Mu kecuali hanya kepada-Mu. Aku
beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan (aku beriman) kepada
Nabi-Mu yang telah Engkau utus.”
Rasulullah menyatakan kepada orang yang mengucapkan do’a ini: “Jika kamu
mati maka kamu mati di atas fithrah (Islam).” (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul
Baarii 11/113 dan Muslim 4/2081)
(13). Membaca surat As-Sajdah dan Al-Mulk. (HR. At-Tirmidziy dan An-Nasa`iy,
lihat Shahiihul Jaami’ 4/255)
Do’a-do’a menjelang tidur ini jika tidak mampu dibaca semua maka bacalah semampunya.
Do’a-do’a menjelang tidur ini jika tidak mampu dibaca semua maka bacalah semampunya.
15. Do’a ketika Berbolak-balik (di Pembaringan) di Malam Hari
Ketika kita sedang tidur di malam hari kemudian badan kita berbolak-balik ke
kanan dan ke kiri, maka hendaklah kita mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، رَبُّ السَّمَوَاتِ
وَالأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ
“Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah, Yang Esa lagi Maha Perkasa.
Rabbnya langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya, Dzat Yang Maha
Mulia lagi Maha Pengampun.” (HR. Al-Hakim, lihat Shahiihul Jaami’ 4/213)
16. Do’a ketika Tersentak dalam Tidur dan Orang yang Dihinggapi Rasa
Kesepian, hendaklah dia membaca:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ وَشَرِّ
عِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْنَ
“Aku berlindung dengan kalimat (firman) Allah yang sempurna dari kemurkaan
dan siksaan-Nya serta dari kejahatan hamba-hamba-Nya dan dari bisikan-bisikan
syaithan, serta apabila mereka datang (yakni berlindung dari kedatangan mereka
dari kalangan syaithan).” (HR. Abu Dawud 4/12, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/171
17. Amalan dan Do’a ketika Melihat Mimpi Buruk dan Mimpi Kosong (Mimpi yang
Tidak Bisa Ditafsirkan)
(1). Hendaklah dia meludah ringan ke arah kirinya tiga kali. Berlindung kepada Allah dari godaan syaithan dan (berlindung) dari kejelekan apa yang dilihatnya, tiga kali. (HR. Muslim 4/1772, 1773)
(1). Hendaklah dia meludah ringan ke arah kirinya tiga kali. Berlindung kepada Allah dari godaan syaithan dan (berlindung) dari kejelekan apa yang dilihatnya, tiga kali. (HR. Muslim 4/1772, 1773)
(2). Tidak menceritakannya kepada siapapun. (HR. Muslim 4/1772)
(3). Mengubah/Berpindah dari posisi tidur sebelumnya. (HR. Muslim 4/1773)
(4). Hendaklah dia bangkit untuk melakukan shalat kalau dia mau. (HR. Muslim
4/1773)
18. Dzikir-Dzikir ketika Bangun Tidur
Ketika bangun tidur hendaklah kita membaca:
Ketika bangun tidur hendaklah kita membaca:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ
النُّشُوْرُ
“Segala puji hanya bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan
kami, dan hanya kepada-Nya (kami) dikumpulkan.” (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul
Baarii 11/113 dan Muslim 4/2083
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ
إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، رَبِّ اغْفِرْلِيْ
“Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah satu-satu-Nya, tidak ada
sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan milik-Nya segala puji dan Dia Maka
Kuasa atas segala sesuatu. Maha Suci Allah, dan segala puji hanya milik Allah,
dan tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan Allah Maha Besar. Dan
tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi
lagi Maha Agung. Ya Tuhanku, ampunilah aku.”
Siapa yang mengucapkannya maka akan diampuni (dosa-dosanya), dan jika
berdo’a maka akan dikabulkan dan jika dia bangkit lalu berwudhu` kemudian
shalat maka akan diterima shalatnya. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baarii
3/39 dan lainnya)
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ عَافَانِيْ فِيْ جَسَدِيْ وَرَدَّ عَلَيَّ رُوْحِيْ
وَأَذِنَ لِيْ بِذِكْرِهِ
“Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberi keselamatan kepadaku dalam
jasadku dan yang telah mengembalikan ruhku kepadaku dan yang telah
mengizinkanku untuk berdzikir/mengingat-Nya.” (HR. At-Tirmidziy 5/473, lihat
Shahih At-Tirmidziy 3/144)
Dan membaca surat Aali ‘Imraan:190-200. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul
Baarii 8/237 dan Muslim 1/530)
Semoga Allah selalu membimbing kita ke jalan yang lurus. Aamiin. Wallaahu
A’lam.
Sumber : [Hishnul Muslim min Adzkaaril Kitaab was Sunnah karya Asy-Syaikh Sa’id
bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthaniy, Buluughul Maraam dan Al-Kalimuth Thayyib].